Sabtu, 18 Juni 2011

Kopi Tak Seburuk yang Dikira?

Kopi, tak Seburuk yang Dikira…Karena dianggap tak baik bagi kesehatan, sebagian orang menolak minum kopi. Sementara itu, sebagian yang lain –karena tak bisa menahan diri– tetap minum kopi, meski dibayang-bayangi kekhawatiran akan reputasi buruk kopi sebagai minuman yang dapat menyebabkan tekanan darah meninggi, perasaan gelisah, tangan gemetar, jantung berdebar kencang, otot menegang, kadar kolesterol meningkat, membantu terjadi penyumbatan arteri, sembelit, dan diare.

Kurangi risiko penyakit Kopi tak seburuk yang dikira. Dalam beberapa dekade terakhir ada ribuan penelitian mengenai pengaruh kopi terhadap kesehatan. Sebagian besar hasilnya akan membuat gembira mereka yang rutin minum kopi karena sisi baik kopi lebih banyak dibanding sisi buruknya.

Sejumlah besar bukti ilmiah menunjukkan bahwa minum kopi secara moderat atau tak berlebihan (sebagian menyatakan bahwa yang moderat itu adalah sekitar 3-5 cangkir per hari, sebagian yang lain 2 cangkir per hari), dapat mengurangi risiko beberapa jenis penyakit. Pertama, mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Kebiasaan minum lima cangkir kopi atau lebih per hari dapat memperbaiki pengaturan dan toleransi glukosa dan secara substansial menurunkan risiko diabetes tipe 2 (35-75 persen) pada berbagai populasi di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Kopi kaya akan zat-zat antioksidan seperti quinine, lignan, asam klorogenat, tokoferol, dan mineral seperti magnesium yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga memperbaiki respons tubuh terhadap insulin dan metabolisme glukosa.

Baik kopi yang mengandung kafein ataupun yang decaffeinated (kafeinnya telah dihilangkan) memiliki efek yang sama.Kedua, mengurangi risiko kanker. Salah satu hal yang menarik adalah kemungkinan peranan senyawaan dalam kopi sebagai pelindung dari kanker. Senyawa-senyawa tersebut adalah zat antioksidan polifenolat (derivatif asam klorogenat) dan antioksidan yang dihasilkan melalui pemanasan (hasil Reaksi Maillard, termasuk senyawa heterosiklik volatil dan polimer melanoidin cokelat).

Penelitian menunjukkan, dibanding tidak minum kopi, konsumsi sedikitnya dua cangkir kopi per hari sama dengan menurunkan risiko kanker usus sebanyak 25 persen. Penelitian juga menunjukkan peminum kopi memiliki kemungkinan terkena kanker liver 50 persen lebih rendah dibanding bukan peminum kopi.Ketiga, mengurangi risiko penyakit liver. Minum sedikitnya dua cangkir kopi per hari sama dengan penurunan risiko terkena sirosis hati sebesar 80 persen.

Perokok dan peminum berat yang mengonsumsi sejumlah besar kopi secara rutin memiliki kemungkinan lebih rendah terkena penyakit jantung dan kerusakan hati dibanding perokok dan peminum yang tidak minum kopi.Keempat, mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler. Beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko penyakit jantung koroner pada orang-orang yang minum kopi dalam jumlah yang sangat besar dibanding pada orang-orang yang minum kopi dalam jumlah yang moderat atau kecil.

Minum kopi dapat meningkatkan atau sebaliknya menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler tergantung pada interaksinya dengan kondisi lain seperti stres dan kondisi kesehatan seseorang. Sementara sebuah penelitian komprehensif selama 20 tahun pada sekitar 130.000 pria dan wanita yang tak memilki penyakit jantung atau kanker tidak menunjukkan adanya bukti apa pun bahwa konsumsi kopi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Kelima, mengurangi risiko penyakit parkinson. Penelitian epidemiologis menunjukkan hubungan yang kuat antara efek neuroprotektif dari kafein dan pengurangan risiko terjadinya parkinson. Beberapa penelitian dalam neurofarmakologi menunjukkan, hanya satu cangkir kopi per hari (sama dengan 80-140 mg kafein) dapat menurunkan risiko parkinson sampai setengahnya.

Pada kenyataannya, obat untuk parkinson yang sedang dikembangkan saat ini mengandung derivatif kafein.Kandungan kafeinManfaat kopi muncul berkat kandungan kafeinnya yang tinggi (kafein juga terkandung dalam teh, cokelat, dan soft drink seperti cola). Kafein membantu dalam perawatan asma dan sakit kepala. Kafein juga merupakan pembantu yang kuat untuk meningkatkan daya tahan dan performa atlet.

Begitu kuatnya sehingga kafein dalam kopi atau dalam bentuk lainnya dianggap oleh Komite Olimpiade sebagai substansi yang harus diawasi.Minum kopi juga dapat meningkatkan kesiagaan mental, fungsi kognitif, mengurangi risiko penyakit alzheimer, batu ginjal, batu empedu, dan depresi. Senyawa trigonelin yang memberikan rasa pahit dan aroma khas pada kopi memiliki sifat antibakteri dan antiadesif yang dapat membantu mencegah pembentukan lubang pada gigi.

Meski memiliki banyak manfaat, masih disarankan untuk mambatasi atau menghindari minum kopi bagi pasien penyakit jantung, yang memilki risiko osteoporosis, dan ibu hamil. Juga, bagi orang-orang yang memiliki sejarah dan kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk menjadi peminum kopi.Kopi adalah minuman dengan kandungan kimia yang kompleks. Dalam satu cangkir kopi terdapat sekira 800 senyawa aromatik. Penelitian-penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui lebih banyak mengenai efek kopi terhadap kesehatan manusia.

***Ahmad Taufik, S.P.
Alumnus Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran
rileks.com

dikutip dari http://www.resep.web.id/kesehatan/kopi-tak-seburuk-yang-dikira.htm

0 komentar:

Posting Komentar